Skip to main content

Uki eks NOAH Nilai Musik Haram, Begini Tanggapan Rhoma Irama Si Raja Dangdut


Musisi kembali menanggapi ucapan Uki eks NOAH soal musik haram dan jadi pintu maksiat. Kali ini Raja Dangdut Rhoma Irama bicara soal dunia yang telah membuatnya terkenal.

Rhoma Irama menyebut musik bisa menjadi salah satu sarana untuk berdakwah. Hal itu disampaikannya saat dirinya berdakwah.

"Maaf, saya lihat di berita-berita musik itu haram, gitar-gitar dibakarin. Itu bagaimana Bang Haji?" tanya jamaah dari video yang tersebar di YouTube seperti dilansir dari InsertLive!.

"Gitar dibakarin? Waduh jangan. Dulu zaman Nabi Muhammad SAW nggak ada televisi, begitu ada TV, media ini digunakan untuk dakwah. Begitu juga musik," jawab Rhoma.

Malahan, Rhoma Irama berujar bahwa musik bisa menjadi jalan kebenaran dan kebajikan saat tersesat dalam kemaslahatan.

"Bisa menjadi arus, ketika musik ini bisa membawa kepada kemaslahatan. Ketika musik ini bisa membawa kita kembali pada Allah," papar Rhoma Irama.

"Contohnya, kalau manusia di belakang senjata orang beriman, dia nggak akan nembak sembarangan. Begitu juga gitar, pisau, tergantung siapa yang megang gitarnya," imbuhnya.

Terakhir, Rhoma Irama menegaskan bahwa musik tidak haram. Malahan bisa menjadi media untuk berdakwah.

"Musik itu bisa dijadikan sebagai media komunikasi, media edukasi pendidikan, bahkan untuk dakwah," ucap Rhoma Irama.

Sebelumnya Uki mengaku musik adalah sesuatu yang haram. Ia punya alasan tersendiri terkait perkataannya tersebut.

"Terus kalau saya bilang dengan uang ini saya bisa sedekah banyak, tapi kita melakukan yang haram, nggak bisa. Jadi untuk dari segi musiknya. Karena ketika musik itu kalian nggak lakukan otomatis kalian tuh menutup pintu khamar, pintu rokok juga, terus bercampur dengan wanita. Jadi dengan menutupnya pintu musik dan industri musik, kalian itu menutup banyak hal yang sifatnya mudarat," ujarnya dalam sebuah video di YouTube.

"Mungkin kalian nggak menyadari, oh mungkin hanya ngedengerin musik saja, kalau sejuta orang berpikir seperti itu, otomatis mansor akan masuk, orang penjual khamar juga akan masuk. Dan memang yang menjadi tampilan pertamanya di kafe, oke kita sering main di kafe di Medan yang ditampilkan di depan billboard itu musisinya bukan hayuk malam ini kita minum khamar bareng-bareng dengan para-para wanita yang bisa datang ke tempat itu gratis. Tapi musisi yang akan dikedepankan menjadi pintu pembuka maksiat itu sendiri," lanjutnya.

(*)
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
فتح التعليقات
Tutup Komentar